Beda daratan berbeda pula dinamika sosialnya. Seperti halnya dengan umat Islam di Tanah Air saat ramadhan tiba, muslim di negera komunis Cina pun terus semangat menggelorakan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat Budha dan Tao.
“Bulan Ramadhan adalah bulan teristimewa dan bulan paling dinanti umat Islam. Doa pada hari pertama juga sangat penting bagi kami,” tutur seorang warga muslim China, Ma Yongliang. Kendati tinggal di negara yang mayoritas rakyatnya berkeyakinan Budha dan Tao, katanya, namun muslim China terus berupaya tak terpengaruh kultur sekitar.
Muslim Cina senantiasa berusaha menjalankan pengajaran Alquran selama berabad-abad meski kehidupan terus berubah. Mereka bahkan tak malu menunjukkan aktivitas keagamaannya, mulai dari shalat lima waktu hingga mengkhatamkan Alquran.
Menjalankan shaum ramadan pun tak jadi alasan menghindari aktivitas keseharian seperti di luar bulan ramadan, misalnya bekerja. Seorang muslimah yang bekerja di Qinghai Yijia Buhala Nation Fashion, Han Yan, mengatakan, ”Selain mengurus anak dan orang tua di keluarga, saya juga bekerja di luar rumah untuk mencari tambahan nafkah.”
Saat ini, China mengakui lima agama selain komunis, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Taoisme, dan Buddhisme. Menurut data resmi, China memiliki 22 juta muslim, sebagian besar terkonsentrasi di Xinjiang, Ningxia, Gansu, dan Qinghai. []