in

Penting, Cara Membersihkan Daerah Kewanitaan (2 – Habis)

Apabila kita menggunakan WC umum, sebaiknya sebelum duduk siram dulu WC tersebut (di-flushing) terlebih dahulu baru kemudian kita gunakan. Hal ini penting karena banyak penderita penyakit kelamin, setelah ditelusuri ternyata mereka pernah menggunakan toilet yang sebelumnya digunakan oleh penderita penyakit kelamin. Biasanya para penderita penyakit kelamin ingin supaya orang lain juga terkena penyakit yang sama, sehingga mereka menempuh berbagai cara untuk menularkan penyakitnya tersebut. Salah satunya ialah dengan tidak menyiram WC yang mereka gunakan.

muslimah_2

Apabila kita menggunakan WC umum, sebaiknya sebelum duduk siram dulu WC tersebut (di-flushing) terlebih dahulu baru kemudian kita gunakan. Hal ini penting karena banyak penderita penyakit kelamin, setelah ditelusuri ternyata mereka pernah menggunakan toilet yang sebelumnya digunakan oleh penderita penyakit kelamin. Biasanya para penderita penyakit kelamin ingin supaya orang lain juga terkena penyakit yang sama, sehingga mereka menempuh berbagai cara untuk menularkan penyakitnya tersebut. Salah satunya ialah dengan tidak menyiram WC yang mereka gunakan.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya ialah air yang kita gunakan untuk membasuh apabila kita menggunakan toilet umum. Sebaiknya ambil air langsung dari kran, jangan mengambil air yang sudah ada di bak mandi, karena menurut penelitian air dalam bak mandi sudah banyak mengandung bakteri.

Apabila kita tinggal atau berada di luar negeri, dimana tidak ada air di toilet, maka sebaiknya kita selalu membawa air mineral, untuk persediaan apabila sewaktu-waktu kita hendak ke toilet.

Hal-hal tersebut di atas harus juga kita tekankan kepada anak-anak kita sejak mereka berusia dini (kira-kita mulai usia 6 tahun), supaya mereka terbiasa sejak dini dalam menjaga kebersihan terutama daerah intimnya.

Pemakaian celana yang terlalu ketat juga sebaiknya kita hindari, karena hal ini menyebabkan kulit susah bernafas dan akhirnya bisa menyebabkan daerah kewanitaan menjadi lembab dan teriritasi. Pemilihan bahan juga tidak kalah pentingnya, sebaiknya dianjurkan menggunakan bahan yang nyaman dan menyerap keringat, seperti misalnya katun.

Pemakaian pantyliner setiap hari secara terus menerus juga tidak dianjurkan. Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan banyak saja, dan sebaiknya jangan memilih pantyliner yang berparfum karena dapat menimbulkan iritasi kulit. Menurut dr. Inong, daripada memakai pantyliner terus menerus lebih baik kita membawa celana dalam untuk ganti.

Begitu juga dengan pemilihan pembalut wanita, sebaiknya pilihlah pembalut yang tidak mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan menyebabkan timbulnya rasa gatal.

Kapan saatnya kita mengganti pembalut? Yaitu apabila di permukaan pembalut telah ada gumpalan darah sebaiknya kita segera mengganti pembalut kita, walaupun baru saja kita ganti pembalut. Alasannya ialah karena gumpalan darah yang terdapat di permukaan pembalut tersebut merupakan tempat yang sangat baik untuk perkembangan bakteri dan jamur.

Bagaimana cara membersihkan bulu kemaluan yang benar?

Pada prinsipnya kita tidak boleh membersihkan bulu daerah kemaluan dengan cara mencabutnya. Sebab, apabila kita mencabut bulu kemaluan, maka akan timbul lubang pada bekas cabutan tersebut, dan ini dapat menjadi jalan masuk bagi kuman / bakteri dan jamur yang selanjutnya dapat mengakibatkan timbulnya iritasi dan penyakit kulit di daerah tersebut.

Menurut hadist Rasulullah SAW, minimal setiap 40 hari sekali kita dianjurkan untuk merapikan bulu kemaluan kita.

Bulu kemaluan yang terlau lebat (yang tidak pernah dirapikan) dapat menjadi tempat tumbuhnya kutu, bakteri/kuman serta jamur, yang pada akhirnya dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. [canman pink]

HABIS

What do you think?

Written by

Writer di Rumah Keluarga Indonesia

Penting, Cara Membersihkan Daerah Kewanitaan (1)

Mencintai Itu Keputusan