Rumah Keluarga Indonesia Jendela Informasi Keluarga Berkualitas
Sore itu seorang Muslim Georgia membagi-bagikan lembaran jadwal Imsakiyah kepada warga muslim setempat. Duduk di pintu masuk kecil dari masjid di Saburtala, daerah perbukitan di utara Tiblisi, ia begitu bersemangat membagikannya.
Ia, Haji Tahamais yang juga pengelola masjid di ibukota Tiblisi mengatakan bahwa Muslim Georgia begitu bersuka cita ketika Ramadhan datang kembali.
“Bulan Ramadhan selalu menjadi sangat istimewa bagi umat Islam di sini, bahkan selama masa pendudukan Soviet,” katanya sambil menenteng lembar jadwal Imsakiyah kepada on islam.
Ia juga bercerita sedikit tentang keadaan Muslim di Georgia dan bagaimana muslim di sini menyambut kedatangan Ramadhan, perbedaan mencolok begitu sangat terlihat ketika Ramdhan tiba.
“Bertentangan dengan sebuah negara Islam, Anda tidak mendengar Adzan di sini, dan Anda tidak menemukan perubahan atau relaksasi jam kerja ketika waktu shalat tiba ataupun ketika ramadhan,” katanya.
“Orang-orang kebanyakan biasanya tidak menunaikan shalat lima waktu di masjid kecuali hari Jumat, tetapi di bulan Ramadhan banyak orang-orang yang datang ke masjid untuk berbuka puasa bersama dan shalat berjam’ah,” tambahnya.
Di hari-hari biasa, tidak banyak orang yang datang ke masjid, sekalipun ada biasanya dihari Jumat, namun ketika Ramadhan tiba banyak orang-orang yang berdatangan ke masjid. Seperti itulah kondisi negeri minoritas Muslim itu seperti yang dituturkan Haji Tahamais.
Dan Ibrahim Mohammadove, seorang pengusaha lokal yang juga salah satu dari ribuan Muslim yang mengubah gaya hidup mereka sehari-hari selama bulan suci Ramadhan.
“Saya biasanya bangun terlambat karena saya harus duduk berjam-jam panjang di superstore,” kata Ibrahim kepada OnIslam.net.
“Tapi di bulan Ramadhan saya mengubah seluruh jadwal. Saya tidur lebih awal, bangun untuk sahur, dan setelah shalat subuh, saya membaca ayat-ayat Alquran, dan pergi bekerja,” tambah Ibrahim, yang muncul di masjid Saburtala untuk mengumpulkan Jadwal Imsakiyah. [onislam]
