Muslim Cina menikmati Ramadhan dalam rasa solidaritas. Meskipun semangat bulan suci Ramadhan tidak terasa mendalam, Muslim Cina berusaha menjalani bulan suci bersama-sama, menjaga tradisi yang sudah dicampur aduk dengan budaya Cina, dan menyiapkan makanan khusus mereka.
Ma Hong, pemimpin Masjid Niucie, masjid tertua di Beijing yang dibangun kembali pada tahun 996, mengatakan kepada kantor berita Anadolu bahwa mereka akan mengadakan iftar massal di masjid setiap hari. Ini sudah menjadi tradisi setiap Ramadhan di wilayah ini.
Ma Hong juga menekankan bahwa Muslim CIna tidak akan meninggalkan masjid setelah berbuka puasa tapi tinggal sampai pelaksanaan shalat tarawih. Ma menyatakan bahwa ada juga tempat khusus untuk perempuan di kompleks masjid tersebut.
Ma mengatakan bahwa mereka menyelenggarakan kursus baca Qur’an dan bahasa Arab tiga kali dalam seminggu.
Muslim Cina merasakan bahwa momentum Ramadhan ini sangat penting untuk persatuan. Mereka menjalankan ibadah puasa ini seperti sebuah festival.
Islam pertama dikenal oleh kaum Tionghoa di Cina sekitar tahun 678, berkat Silk Road (jalan laut dan jalan tanah) yang menghubungkan Cina, Asia Tengah dan Timur Tengah pada masa itu. Islam berkembang pesat di Cina pada era Dinasti Ming.
Ada banyak masjid di Cina, dibangun sesuai tradisi arsitektur Cina. Beijing, ibukota Cina memiliki jumlah masjid terbanyak yaitu 72.
Ada sepuluh kelompok minoritas di Cina yang memegang keyakinan Islam: Hui, Uighur, Kazakh, Uzbek, Kyrgyz, Tajik, Tatar, Dongxiang, Sala dan masyarakat Baoan. Total populasi mereka adalah sekitar 20 juta. Mereka hidup di utara dan timur laut Cina, di Daerah Otonomi Ningxia Hui dan Daerah Otonomi Uighur serta beberapa provinsi lainnya. []