in

Shalat Tanpa Mukena, Bolehkah? (1)

shalatBagi kebanyakan wanita muslimah di Indonesia, mukena punya posisi penting. Bukan saja sekadar dijadikan pakaian shalat, bahkan malah dianggap shalat itu tidak sah kalau tidak pakai mukena.

Sebelumnya perlu kita bedakan antara memakai mukena dengan menutup aurat. Seorang wanita bisa menutup aurat dengan model pakaian apapun, meskipun wujudnya bukan berupa mukena. Misalnya dengan memakai jilbab besar, dengan bawahan jubah atau memakai pakaian semisalnya yang menutup semua aurat, dari ujung rambut hingga kaki, selain wajah dan telapak tangan.

Selain untuk dikenakan shalat, mukena juga sering dijadikan maskawin atau mahar. Entah siapa yang memulai kebiasaan ini, yang jelas kita sering dengar mukena disebut-sebut dalam lafadz ijab qabul. Mungkin bahasanya bukan mukena tetapi seperangkat alat shalat. Kalaulah tidak menjadi maskawin, setidaknya mukena tetap ada di dalam salah satu parcel hantaran.

Mengingat begitu sakral penggunaan mukena dalam shalat bagi kaum hawa, serigkali orang beranggapan bahwa syarat sah shalat itu harus pakai mukena. Padahal kalau kita usut lebih jauh ke dalam kajian fiqih, sebenarnya yang menjadikan titik poin sah dan tidaknya shalat adalah menutup aurat. Kebetulan mukena memang dapat menutup aurat wanita juga.

Namun pakaian yang menutup aurat wanita tentu saja tidak harus selalu dalam bentuk mukena. Sebab syariat Islam pada dasarnya tidak menetapkan model, bentuk, potongan, corak atau warna tertentu dalam berpakaian atau menutup aurat.

BERSAMBUNG

What do you think?

Written by

Writer di Rumah Keluarga Indonesia

Jilbab, Seberapa Tipis dan Seberapa Tebal?

Shalat Tanpa Mukena, Bolehkah? (2-Habis)