Manusia harus menjaga perkataan dan perbuatannya. Karena terkadang perbuatan yang salah, mereka anggap benar. Contohnya ia telah riya kepada orang lain, tapi mereka tidak merasakan seperti itu. Dan riya itu termasuk syirik kecil.
Syirik kecil yaitu setiap perantara yang mungkin menyebabkan kepada syirik besar, ia belum mencapai tingkat ibadah, tidak menjadikan pelakunya keluar dari Islam, akan tetapi termasuk dosa besar.
Macam-macam syirik kecil :
1. Riya’dan dan melakukan suatu perbuatan karena makhluk
Seperti seorang muslim yang yang beramal dan shalat karena Allah, tetapi ia melakukan shalatnya dan amalnya dengan baik agar dipuji oleh manusia :
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya,” (110).
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu sekalian adalah syirik kecil, riya’. Pada hari kiamat, ketika memberi balasan manusia atas perbuatannya, Allah berfirman : “pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian tujukan amalanmu kepada mereka didunia. Lihatlah, apakah engkau dapati balasan disisi mereka?” [HR.Ahmad].
2. Bersumpah dengan nama selain Allah
Rasulullah saw bersabda : “barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka dia telah berbuat musyrik,” [HR. Ahmad].
Bisa jadi bersumpah dengan nama selain Allah termasuk syirik besar. Yaitu jika orang yang bersumpah tersebut menyakini bahwa sang wali memiliki kemampuan untuk menimpakan bahaya atas dirinya, jika ia bersumpah dusta dengan namanya.
3. Syirik khafi
Yaitu ucapan seseorang kepada temannya,”atas kehendak Allah dan atas kehendakmu.”
Termasuk syirik khafi adalah ucapan seseorang,”seandainya bukan karena Allah dan karena sifulan.”
Tetapi boleh mengatakan,”seandainya bukan karena Allah kemudian [seandainya bukan karena] sifulan”.
Sabda Rasulullah SAW :”Jangan mengatakan atas kehendak Allah, dan atas kehendak sifulan,” tetapi katakanlah: atas kehendak Allah, kemudian atas kehendak sifulan,” (Hr.Ahmad). [ji]