Wanita-wanita di Amerika dilaporkan semakin banyak meminum pil anti hamil sebagai alat kontrasepsi darurat.
Sekitar 11 persen wanita yang aktif secara seksual, atau 5,8 juta wanita, mengonsumsi pil KB antara tahun 2006 dan 2010. Padahal pada tahun 2002, jumlah ini hanya sekitar 4 persen. Hal ini dilaporkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika dalam laporannya belum lama ini.
Di antara mereka yang menggunakan pil selama empat tahun, 59 persen mengatakan mereka hanya menelan sekali saja, sementara 24 persen lainnya mengatakan mereka menggunakannya dua kali. Tujuh belas persen mengatakan mereka menggunakan tiga kali atau lebih.
Kontrasepsi darurat disediakan dengan resep di Amerika Serikat sejak tahun 1999. Salah satu pil yang paling dikenal adalah Plan B, namun menimbulkan banyak kontroversi politis.
Plan B, seperti alat kontrol kelahiran biasa lainnya, akan menghentikan proses kehamilan dengan cara menghalangi pelepasan indung telur wanita, atau mungkin mencegah pembuahan atau implantasi dalam rahim.
US Food and Drug Administration menyetujui penjualan Plan B untuk wanita dewasa tanpa resep pada tahun 2006 setelah bertahun-tahun perdebatan kontroversial. Mereka kemudian melonggarkan pembatasan ini bagi wanita berusia 17 tahun.
Kelompok medis memuji langkah itu sebagai cara untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Tapi kalangan konservatif memperingatkan bahwa hal itu memicu pergaulan bebas, khususnya di kalangan pemuda, dan serangan penyakit seksual. [catholic]
